Cara Menasehati Buah Hati
Anak merupakan aset keluarga dan bahkan lebih jauh adalah aset negara, oleh karena itu anak harus didik secara baik dan bijaksana. Anak dikatakan aset keluarga karena diharpkan dikala orang tua sudah tak mampu lagi produktif dalam segala hal, ada seorang anak yang bisa menggantikan dan membantu meringankan beban orang tua. Begitu pula anak sebagai aset negara, walaupun nantinya sang anak tidak bisa menjadi pemimpin negara (yang baik tentunya) paling tidak anak bisa jadi penambah income, entah itu dari pajak dia sebagai karyawana ato pegawai ato bahkan seorang pengusaha kecil hingga pengusaha besar.
Oleh karena itu sangat penting penting untuk mendidik anak secara baik, jika tidak anak akan jadi beban orang tua dan tentunya akan jadi beban negara pula, paling tidak akan termasuk kategori penyakit masyarakat ato bisa masuk dalam hitungan golongan angka pengangguran. Dan tentunya bukan hal itu yang kita inginkan.
Peran orang tua dalam mendidik anak dalam hal ini selalu memberikan nasehat/wejangan/pandangan hidup yang baik agar mampu menilai, mimilah antara yang baik dan buruk dan megerjakan hal yang baik saja dan menjauhi segala hal buruk ato jelek tentunya akan mengurangi beban negara. Kenapa demikian ? karena generasi muda adalah bukan cuma beban orang tua tapi juga beban negara. Ini terbukti ketika ada sensus penduduk yang selalu menampilkan angka angkatan kerja, tenaga kerja, dan pengangguran. Tinggal pilih, anak mau diarahkan ke kategori agkatan kerja, tenaga kerja ato pengangguran ?
Karena itu sangatlah penting memberi nasehat/wejangan ato pandang hidup yang bisa digunakannya sendiri dalam mencapai tujuan produktifitas. Karena disanalah ujung harapan setiap orang tua, tidak hanya berkelakuan baik tapi punya kemandirian yang kelak jusrtu bisa membantu orang lain.
Namun tidak dipungkiri seorang anak sangat susah untuk di didik ato dinasehati, tak jarang orang tua akan selalu mengatakan "mengapa sih kamu susah dibilangin ?" ato "mengapa sih ga mau dengar kata-kata orang tua ?". Hal demikian menandakan bahwa disana ketegangan emosi, stress,
dan kecemasan yang dialami kedua belah pihak, baik oleh sang anak dan bahkan terhadap orang tua juga demikian.
dan kecemasan yang dialami kedua belah pihak, baik oleh sang anak dan bahkan terhadap orang tua juga demikian.
Stress, emosi, kecemasan yang dirasakan oleh sang anak adalah secara umum bahwa orang tua tidak pernah mengerti sang anak ; kemauan/keinginan, ungkapan perasaan dan pembelaan atas dirinya. Dan sebaliknya orang tua akan megalami stress, emosi, kecemasan dari periaku anaknya ketika sang anak sudah tak mau mendengarkan bahkan berani membantah orang tuanya.
Secara umum, permasalah ini terjadi karena tidak adanya saling keterbukaan dalam komunikasi verbal antara kedua belah pihak, dimana sang orang tua tidak berhasil mengajak anak berkomunikasi secara baik dan disisi anak merasa tidak diperhatikan ato omongannya disepelekan.
Keterbukaan dalam kuminasi itu sangat penting, dimana keterbukaan disini adalah saling mau mendengarkan, memahami dan saling mencari solusi antara satu sama lain. Jika penerapan komunikasi hanya searah, yakni hanya orang tua yang harus didengar ato hanya sang anak yang mau dimengerti maka itulah yang menimbulkan ketegangan emosi, stress dan kecemasan.
Dan akan lebih parah lagi jika orang tua mengatakan bahwa "saya tidak tahu harus berbuat ato berkata apa-apa lagi" ato kalimat "menasehati generasi muda,
khususnya kalangan remaja hal yang sudah tidak relevan lagi. "Karena
saya tahu tidak akan bisa dinasehati, anak muda pasti akan
melawan". Itu adalah kalimat putus asa ato telah terjadi pemutusan komunikasi.
Mendidik anak tidak bisa diserahkan begitu saja kapada lingkungan dan atas dasar kepercayaan saja. Mendidik anak haruslah dalam sebuah pendekatan metodologi, karena semua manusia dan termasuk anak adalah individu yang unik, kompleks.
Dan satu hal perlu diketahui, otak manusia tidaklah tergunakan seratus persen dalam seluruh hidupnya, apalagi pada seorang anak. Artinya, pada itu sendiri masih banyak rongga saraf kosong yang harus diisi dan tinggal bagaimana cara mengisinya.
Adapun cara ato metodologi pendekatan yang harus digunaka dalam mendidik anak adalah
- Biasanya anak dekat pada salah satu dari kedua orang tuanya, entah itu bapak ato sang ibu namun lebih cenderung kepada ibu karena kelembutannya dalam segala hal. Maka gunakanlah itu sebagai media perantara untuk menyampaikan pesan/keinginan dan harapan.
- Jika sang anak sama sekali tidak mau dengar kata-kata dari kedua orang tua, maka baiknya perhatikan langkah sang anak, kemana dia akan melangkah ketika mendapati masalah. Tak jarang sang anak akan kerumah paman ato neneknya. Maka sampaikanlah harapan,keinginan melalaui orang tersebut untuk selanjutnya akan disampaikan kepada sang anak.
- Ato bahkan ketika sang anak tidak mendatangi ke keluarga dekatnya ketika dapat masalah dan malah mendatangi rumah temannya, maka dekatilah orang tua teman sang anak dan temannya itu dan sampaikan unek2 pada mereka dengan harapakan akan diteruskan kepada sang anak.
- Yang jelas bahwa ketika anak sulit untuk didekati dan bahkan susah diajak berkomunikasi, maka perhatikan langkahnya dan berusaha tahu tempat pelariannya dan menjadikan media pelariannya sebagai media komunikasi secara tidak langsung kepada sang anak.
- Ketika sanga anak sudah mulai dirasakan mengalami perubahan kearah yang diharapkan, maka selanjutnta adalah berusahalah untuk memulai komunikasi yang sempat terputus ato yang sempat rumit dengan sebuah komunikasi terbuka, dimana mau mendengarkan keinginan anak den mengajak bersama-sama mencari solusinya. Hal ini juga penting karena kegiatan ini merupakan awal baru dalam kehidupan anak untuk membuat keputusan, mengajari tentang bagaimana cara membuat sebuah keputusan yang baik dan benar.
- Anak biasanya tidak suka di dikte dan selalu ingin mandiri, tentunya hal ini menandakan bahwa anak mulai mengalami perubahan mental ke level lebih lanjut dalam tahap kehidupannya, dan oleh karena itu tekankanlah pola komunikasi terbuka dalam keluarga
- Terakhir, bahwa ketika sang anak sudah belajar dan berani membuat keputusan untuk dirinya dalam tahapan komunikasi terbuka tersebut, maka seyogyanya orang tua harus percaya bahwa sang anak mampu melakukannya. Dan bahkan ketika hasilnya masih kurang maksimal, sang anak harus diberi sanjungan. Pahamilah bahwa dalam sisi kehidupan anak, hal itu adalah tahapan baru dalam kehidupannya untuk bisa melakukan hal-hal yang laur bisa dalam tahapan kehidupan dewasa kelak.
Demikianlah tips dalam mendidik anak usia remaja dan metodelogi ini pulalah yang membuat saya bisa mencapai kehidupan seperti sekarang ini (Punya pekerjaan, rumah sendiri tanpa bantuan ortu, memberikan modal usaha keluarga, membantu menyekolahkan saudara, dll). Ini bukanlah pencapaian untuk dibanggakan tapi ini adalah pencapaian kehidupan yang ingin saya bagikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar