Sebuah bisnis minyak dikala yang dikala itu pemerintah belum terlalu ketat menjalankan peraturan perundang-undangan tentang jual-beli minyak (BBM) menjadi solusi keuangan saya pada saat itu. Hasil yang cukup lumayan buat ukuran seorang bujangan pada saat itu cukup membuat hidup saya hura-hura dan meski demikian saya tidak tamak untuk memperbesar jumlah modal usaha walau hasilnya sangat menggiurkan. Enam bulan berjalan ternyata bisnis saya ini macet karena faktor kepercayaan terhadap tangan kanan ditambah lagi pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan razia BBM. Bisnis memang pasang surut, cepat merasakan nikmatnya namun terkadang cepat pula merasakan sengsaranya dan pada akhirnya omset/modal usaha saya dibawa kabur oleh teman sendiri. Saat itu saya merasa jengkel, marah karena telah
ditipu dan diperdaya namun seminggu kemudian saya memutuskan untuk memanage emosi saya dan berpikiran jernih agar tidak larut dalam emosi yang tidak stabil. Dan akhirnya saya menemukan sebuah hikma bahwa Allah.SWT masih sayang sama saya karena duit saya dibawa kabur sama teman. Bisang dibayangkan jika bisnis BBM gelap ini terus berjalan dan hingga akhirnya diciduk oleh aparat kepolisian saat itu maka nasib saya akan berada dalam penjara. Wowww...jangan sampai deh
ditipu dan diperdaya namun seminggu kemudian saya memutuskan untuk memanage emosi saya dan berpikiran jernih agar tidak larut dalam emosi yang tidak stabil. Dan akhirnya saya menemukan sebuah hikma bahwa Allah.SWT masih sayang sama saya karena duit saya dibawa kabur sama teman. Bisang dibayangkan jika bisnis BBM gelap ini terus berjalan dan hingga akhirnya diciduk oleh aparat kepolisian saat itu maka nasib saya akan berada dalam penjara. Wowww...jangan sampai deh
Setelah gulung tikar dari bisnis BBM gelap, selanjutnya saya putuskan pinjam modal bank untuk memuat sebuah toko kecil pada kota dimana saya dibesarkan, sebuah toko dengan jualan alat tulis menulis dan layanan fotocopy. Omsetnya sih tidak seberapa besar dan alhamdulillah, enam bulan pasca beroperasinya toko ini mampu menambah satu unit lagi mesin fotocopy. Namun toko ini akhirnya berkata lain, awalnya toko ini adalah merupakan kepemilikan saya namun karena toko ini dijalankan oleh kakak pertama saya maka ia pun berkeinginan untuk memilikinya dengan megganti semua omset saya dan tanpa pikir lama saya pun menyetujuinya alasannya karena mungkin dengan toko inilah saya bisa membantu keluarga saudara saya dan juga keluarga besar orang tua saya dimana pada saat itu memang saya sendiri jauh dari merantau di kampung orang.
Huft...agak sedikit penat dan lelah dalam dunia bisnis karena belum sempat menikmati hasil yang begitu fantastis. Semasa upgrade ke ilmuan disebuah PTN di kota sendiri saya mulai mengenal internet. Awalnya sekedar searching tentang artikel namun ditengah perjlanan perkuliahan saya bertemu dengan seorang kawan lama dari bangku SD dulu dan memeperkenalkan tentang dunia internet lebih jauh dari yang saya tahu. Dan tiba masanya ia menawarkan untuk bisnis OnLine. Ragu, bimbang menyertai alam pikiranku karena bisnis OL ini terbilang sangat awam bagi saya apalagi dasar pengetahuan yang kurang namun karena didesak oleh teman akrab akhirnya saya muali ikut terjun. Ada sebuah alasan yang bisa saya terima saat itu untuk ikut terjun dalam bisnis OL yaitu walau tidak / kurang paham, kemudahan untuk mencari jawabannya mudah saya akses melalui teman saya tadi dan alasan kedua, adalah kepercayaan.
Selang tiga bulan, saya mulai mahir dan paham bisnis OL dan ternyata memang ternyata MAYA (dunia maya hasil maya). Saya katakan demikian karena dalam dunia maya ini kebanyakan dan hampir 80% adalah MLM, bisnis yang menawarkan cerita kesuksan bisnis OL dan bukan sebuah produk barang atau jasa, kalaupun terdapat produk didalamya paling hanya berisikan tutorial membuat sebuah website yang bertujuan lagi-lagi bercerita tentang kisah sukses bisnis OL. Harga dari bisnis MLM ini mulai di bajet puluhan ribu sampe jutaan rupiah.
Walau sudah tahu demikian, pada saat itu saya masih tetap ikut/register berbagai macam produk MLM tapi hanya sekedar mempelajarinya saja, untuk menjalanknnya secara serius saya tidak berminat sama sekali dengan alasan "PASAR" mulai dari jumlah produk MLM yang ada di indonesia, pengguna internet dan trust.
Memang tidak semua bisnis OL atau Internet Marketing adalah MLM, terdapat juga yang memang betul-betul menawarkan sebuah produk semisal jualan pulsa dalam bentuk marketing level yang juga merambah di dunia maya tapi bisnis ini 11/12 dengan MLM karena biasanya marketing level OL semacam ini terlalu banyak menawarkan hadiah, bonus level yang muluk-muluk padahal dari keuntungannya tidak sebanding dengan besar modal dan resikonya juga tidak sebandingnya jumlah member aktif yang menjual. dengan member yang tidak aktif yang berbuntut "MIMPI KAYA". Pengetahuan tentang hal ini juga saya dapatkan karena saya sendiri pernah jadi member dan lagi-lagi tidak serius menjalankannya.
Sekian banyak bisnis OL yang saya ikuti dalam dunia maya tidak satupun memberikan hasil, bukan karena tidak serius tapi memang bisnis semacam ini tidak bisa dijadikan keseriusan...dijamin GILA. : -). Akhirnya saya putuskan untuk membangun sebuah bisnis OL sendiri dimana saat ini dalam tahap proses mempelajari emosi pasar dan kekuatan modal pasar serta kekuatan modal sendiri sih. Tapi saat ini tetap saja Bisnis Online Ku Hingga Kini Belum Membuahkan Hasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar