Redirect



seconds

Minggu, 30 September 2012

Kontrol Kepanikan

Pernah ga agan langsung jadi panik seketika dikala timbil trouble yang tak terduga ? ane sih pernah gan dan tidak hanya sekali.

Panik adalah merupakan respon yang spontanitas ketika timbul suatu masalah yang tak terduga, ketegangan emosi akan muncul serta merta setelah panik timbul dan selanjutnya bisa mengakibatkan kecemasan dan buntutnya masalah tidak terpecahkan. Hal ini akan berlangsung dalam priode waktu yang cukup lama, bisa memakan waktu 5 menit hingga 1 jam lamanya atau tergantung respon individu.

Yang jadi persolan adalah keika kepanikan telah berubah menjadi keteagangan emosi yang sulit untuk dibendung dan tak terkendali. Ane aja waktu pertama kali mengenal yang namanya panik itu memakan waktu 10 menit untuk mengontrolnya dan itupun secara tidak sengaja ada teman yang membantu.

Alkisah ; "ketika ane dan dua (2) orang teman saya bermaksud memperbaiki kran air westafel milik teman ane yang dimana waktu suka macet sehingga airnya ga mau keluar, maka kami bermaksud untuk menggantinya krannya dengan yang baru. Secara teori ini, seharusnya ini adalah pekerjaan yang mudah karena tinggal mencopot krannya dengan menggunakan kunci pas ato kunci inggris dan menggatikannya dengan yang baru. Dan bahkan boleh dikata pekerjaan ini pun bisa dilakukan oleh satu orang saja.

Dengan enteng, saya ambil kunci inggis dan memutar kepala kran air westafel tersebut dan tiba-tiba air muncraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat (waw gitu). Serentak kami bertiga kaget dan panik, kok bisa muncrat yah ? Padahal kran di induk udah di off kan agar tidak mengaliri jalur pipa kran yang mau diganti itu. Dan akhirnya air deras mencuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaat keluar membanjiri ruang dapur. Dengan panik, saya

Senin, 10 September 2012

Dua Alam

Dua alam, jangan salah kaprah gan...ini bukan hal gaib, cerita ini hanya sekedar shering aja yang hidupnya bagaikan di dua alam (its me gan).

Sudah 10 tahun gan ane bekerja dalam kehidupan sosial yang normal ; bergaul, nonton tv, beraktifitas olah raga, dll layaknya manusia lainnya. Namun entah kenapa gan perhatian ane tertuju pada awalnya sebuah laptop saja ; bermain game, utak atik program, belajar tentang hardware, software dan walau tak sehebat orang pada umumnya. Dan lama kelamaan membosankan dan rasanya ingin tahu yang jaul lebih wah, bahkan kalo bisa dapat menunjag ekonomi.

Dan hanya sekali perkenalan awal terhadap dunia maya oleh teman lama yang baru juga ketemu sejak diumur 8 tahun, saya langsung merasa betapa terbelakangnya saya. "katro abis"... dan pertemuan awal ini menjadi pertemuan yang keseringan untuk belajar ngenet. Meski demikian, teman ane sih ga memberi pencerahan yang detil apa dan bagaiman harus bersikap dengan internet. Tapi justru itu yang memicu ane buat belajar lebih dan lebih.

Dengan modal english yang litle-litle bin litle-litle, saya memaksakan diri untuk mencari tahu dan bahkan membeli buku panduan. Awalnya sih belajar bikin email yang berhasa planet dan ga tau kalo itu bisa ditranslate ato memilih bahasa indonesia saja dan atas tingkat penasaran yang mendunia, saya coba aja bikin walau harus berhadapan dengan bahasa kriting sansakerta kuno (english). And then its done.

Setelah, karena masih penasaran kegunaan email, terjadilah experiment membuat akun dimana-mana pada dunia bisnis MLM yang juga ane belu faham betul, modal gratis bisa dapat 1 M (hehehehe, kaya punya nenek moyang sendiri aja tuh MLM).

Selanjutnya karena MLMnya masih kebingungan minta ampun, terjadi lagi experiment untuk memilik WWW sendiri (kepikiran gimana caranya yah ?) dan solusinya adalah blogspot. Tujuannya adalah experiment doank, apa sih itu www (kepikiran itu adalah sejenis makanan yang dikalengkan namun ternyata adalah "alamat").

Akhirnya MLM jalan dan webblog pun juga jalan, maksudnya sama-sama di gandrungi sambil mempelajarinya. Bahkan bukan sampe disitu, ane juga mempelajari yang namanya sosial network like facebook, friendster, H5 dll. Pokoknya abis jejaring sosial yang ada dah aku daftarin diri disana.

Wal hasil, kehidupan sosial yang normal pun perlahan dan makin lama saya tinggalkan, bagaikan orang yang melakukan karantina terhadap diri sendiri karena sibuk didepan laptop. Duduk berjam-jam, bahkan kadang